Sabtu, 01 September 2012

Bijak Mengajari Anak Menulis


Belajar menulis itu tidak mudah lho. Sebelum mengajari anak Anda menulis, ada hal yang harus Anda lakukan. Coba bayangkan Anda baru saja terkena stroke, lumpuh, tangan Anda tidak berfungsi. Ketika terapis datang dan mencoba membantu Anda, yang terjadi adalah perasaan frustasi. Ya, belajar itu sulit, butuh metode serta penanganan yang tepat dan sabar.

Hal tersebut tak jauh beda ketika Anda mengajari anak menulis. Ribet. Anda seringkali dibuat jengkel dan tak sabar. Ujung-ujungnya Anda marah karena anak tidak becus melalukan hal-hal sederhana. Tapi, itu kan dari sudut pandang Anda yang sudah terlatih menulis. Anda lupa bahwa anak Anda baru saja belajar. Jangan sampai hal ini membuat anak merasa frustasi lalu mogok dan tidak mau mencoba lagi.

Saya mau bagi-bagi tips ringan seputar mengajari anak menulis. Sebelum itu, perlu diingat bahwa semua proses belajar memerlukan kesiapan, latihan, dan efek dari sebuah proses. Kesiapan berkaitan erat dengan kematangan fisiologis. Anak-anak yang terlampau muda ya jangan dipaksa untuk memegang pensil. Akibatnya bisa cidera. Tidak adanya kesiapan dapat menyebabkan kegagalan yang berulang.

Latihan dilakukan untuk memperkuat antara stimulus dan respon sehingga anak terbiasa. Paling penting adalah efek yang diberikan, respon positif akan membuat anak mengulangi perilakunya. Sedangkan respon negatif akan melemahkan perilaku anak.

Tangan anak-anak umumnya masih kaku. Sedangkan menulis butuh keahlian tertentu untuk menggerakkan tangan meliputi memegang pensil dengan benar, gerakan maju-mundur, ke kiri – ke kanan, membuat garis lengkung, menekan pensil dll. Langkah awalnya, ajari anak meremas-remas playdoh atau meremas kertas hingga menjadi gumpalan kecil. Kegiatan ini membantu anak untuk terbiasa menggenggam dan memegang pensil dengan benar.

Langkah kedua adalah mencocok. Sediakan bantalan dan alat cocok (alat bisa di beli di toko). Tapi tidak harus membeli. Bisa menggunakan bantal yang tidak terpakai dan benda yang ujungnya runcing seperti bolpen/pensil. Kegiatan ini harus diawasi penuh. Buat titik-titik besar pada kertas, beri jeda. Untuk permulaan, 5 – 10 titik dengan jarak 3 cm. Langkah ini dimaksudkan untuk latihan konsentrasi dan membantu memberikan tekanan pada tulisan. Titik-titik bisa ditambah bila anak sudah menguasai.

Setelah anak menguasai tahap ini. Ajari anak menarik garis. Buat dua titik dengan jarak tertentu, lalu minta anak menarik dari dari kiri ke kanan atau atas ke bawah. Langkah ini sebagai pedoman menulis huruf atau angka. Kemudian kombinasikan dengan membuat garis lengkung. Tahap ini bisa dilakukan di mana saja. Misal pada pasir, pada kaca yang berembun, atau pada loyang yang dilumuri tepung.

Langkah keempat. Gunakan buku kotak besar untuk belajar membuat angka dan huruf. Perhatikan juga pensilnya, untuk anak-anak yang lebih kecil gunakan pensil segitiga (bisa dibeli di toko, Faber Castle juga menyediakan). Untuk menulis angka 1, dst. buat pola angka dengan titik-titik, sehingga anak belajar untuk mengenal pola angka. Hal ini berlaku pula saat membuat huruf.

Ulang kegiatan sampai anak menguasai tugas. Tak perlu lama-lama belajar. Setiap hari 15-30 menit saja. Selingi dengan kegiatan bermain agar anak tidak bosan. Bisa juga berikan hadiah (stiker, permen, atau mainan) bila anak berhasil melakukannya dengan baik.
Yah, kira-kira begitu tips singkat mengajari anak menulis. Bisa segera dipraktikkan. Jadi, belajar menulis tak harus dilakukan di PAUD/TK. Di rumah pun bisa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar