Menjelang Ujian Nasional, mama Rico meminta saya untuk datang ke rumah lima kali dalam seminggu. Senin sampai Jumat. Tujaannya agar Rico lebih banyak latihan soal-soal untuk persiapan ujian. Jadi, setiap hari sehabis dari rumah Nisa di Tlogosari, saya langsung naik ke Banyumanik menuju rumah Rico. Tanpa jeda, Nisa terapi jam 4 sampai jam 5, perjalanan menembus macet antara jam 5 sampai jam 6, dan jadwal les Rico antara jam 6 sampai jam 7. Begitulah aktivitas saya sehari-hari. Bulan depan mungkin ada tambahan klien pada pagi hari.
Resikonya, Rico mendapat jadwal les saat saya sudah dalam kondisi lelah setelah terapi dan menembus kemacetan. Kadang-kadang saya punya harapan yang berlebihan terhadap Rico untuk memahami kondisi saya. Tapi, itu pun tak adil sebetulnya.
Belakangan saya sering kali dibuat jengkel. Mungkin Rico tidak (sengaja) membuat saya jengkel. Biasanya juga begitu, tak pernah serius belajar matematika, belajar sambil main basket di kamar, atau melakukan hal-hal yang sebetulnya bisa dilakukan (nanti) seusai les berakhir. Kenyataannya tidak.
Masalahnya, waktu untuk bermain-main tidak seharusnya ada sekarang. Banyak materi yang tidak dikuasai Rico, terutama dalam pelajaran matematika. Rico termasuk anak yang susah untuk menghafal rumus atau paling tidak mengandalkan logikanya untuk mengerjakan matematika. Saya berharap dia mau mengejar ketertinggalannya dan memperhatikan saat saya mengajarinya mengerjakan soal dengan cara-cara yang paling mudah. Nyatanya tidak. Matematikan seperti musuh baginya.
Seminggu ini mungkin paling parah. Atensinya tersita oleh banyak hal. Materi-materi yang sebetulnya mudah, menjadi (terlihat) sulit. Saya marah (tidak benar-benar marah). Saya hanya bilang kalau dia tidak mau memperhatikan saya, saya tidak akan datang lagi ke rumah. Kalau sudah begitu dia akan bilang, "Ya, ya, ya, saya minta maaf."
Lalu Rico akan memperhatikan saya lagi. Tak lama kemudian, dia akan kehilangan atensi lagi, saya mengomel lagi, dan dia minta maaf lagi sambil cengengesan. Begitulah. Dan kemarin, sebelum saya pulang Rico memberi saya tiga komik karyanya. Dia bilang, "Sampai kos dibaca ya!"
Baru malam ini saya baca komik karya Rico dan saya terpingkal-pingkal di kasur lipat. Saya tiba-tiba terharu sekali dengan caranya membuat saya tertawa setelah seminggu ini dia begitu menjengkelkan. Dan inilah ketiga komiknya.
|
Kirby Star - Komik Dua Halaman karya Rico |
Kirby Star adalah komik dua halaman buatan Rico. Foto di atas menceritakan tentang Kirby yang sedang membaca berita di koran tentang mahalnya harga mutiara. Lalu Kirby memutuskan pergi ke laut, mencari mutiara untuk dijual agar ia dapat banyak uang. Sampai di laut, Kirby mencuri kapal dan berlayar selama 5 jam. Di tengah perjalanan Kirby bertemu ikan hiu dan kapalnya rusak. Kirby terpaksa berenang ke dasar laut. Dan di sanalah Kirby menemukan mutiara. Hahaha..
|
Kecelakaan helikopter yang menimpa mobil |
Kirby Star yang kedua menceritakan tentang Kirby dan seorang temannya yang hendak pergi ke swalayan ADA, berkendara mobil, dan kecelakaan karena helikopter yang jatuh menimpa mobil mereka. Kirby dan temannya berusaha menarik mobil mereka ke bengkel. Setelah itu mereka ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka dan keluar dari rumah sakit dengan naik kursi roda :))
|
Kirby ke Amerika |
Cerita ketiga tentang Kirby yang bermimpi bertemu astronaut. Mimpi itu membuat Kirby ingin menjadi astronaut pula dan membawanya ke Amerika. Komik dua halaman ini menceritakan tentang perjalanan Kirby dari bandara Indonesia ke Amerika. Cerita ini masih bersambung. Akankah Kirby berhasil menjadi astronaut? Haha tunggu kisah selanjutnya.
Begini ini yang selalu membuat saya urung jadi PNS dan kerja kantoran.. Anak-anak itu, entah kenapa sungguh menakjubkan.